Kamis, 03 Februari 2011

Pergerakan Mahasiswa Yang Semakin Menurun Dari Zaman Ke Zaman




             
Perjalanan pergerakan mahasiswa dari masa ke masa mempunyai karasterik dan tantangan yang berbeda. Terlihat dari kekritisan mahasiswa dalam mencari isu, dan melihat problem yang ada disekitarnya sangat berbeda. Kepekaaan terhadap persoalan-persoalan yang berjuang untuk kepentingan rakyat dari zaman ke zaman pun berbeda

Menurut Arbi Sanit (1985) ada lima hal yang melatar belakanginya, yaitu 

1.      mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik memiliki persepektif atau pandangan yang cukup luas untuk dapat bergerak di semua lapisan masyarakat.
2.      mahasiswa sebagai golongan yang cukup lama bergelut dengan dunia akademis dan telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara generasi muda.
3.      kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik di kalangan mahasiswa, dan terjadi akulturasi sosial budaya tinggi di antara mereka.
4.      mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasan, struktur ekonomi, dan memiliki keistimewaan tertentu dalam masyarakat sebagai kelompok elit di kalangan kaum muda.
5.      mahasiswa rentan terlibat dalam pemikiran, perbincangan, dan penelitian pelbagai masalah yang timbul di tengah kerumunan masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier sesuai dengan keahliannya. 

            Semagat berjuang dalam Gerakan mahasiswa 1998 yang berhasil menjatuhkan rezim Orde Baru merupakan suatu prestasi yang sangat mengembirakan dan menjadi  starting point dalam rangka menyelamatkan bangsa dalam kondisi sedang sekarat.  Akan tetapi Gerakan Mahasiswa saat ini  semangat berjuang untuk mengisi reformasi ‘jalan ditempat’. Artinya, mahasiswa gagal dalam mengisi dan mengawal reformasi. Fenomena ini membuat  pergerakan mahasiswa pasca reformasi seolah kehingan roh untuk mengisi reformasi dan merupakan rapor merah. Ada beberapa  penyebab gerakan mahasiswa pasca reformasi kehilangan vitalitas perjuangan, menurut Dr. Alfian, dosen UI dan peneliti katalis menyebutkan ada tiga penyebab utama terjadinya problema-problema dalam pergerakan mahasiswa  tersebut, yaitu:

1.      Terjadinya fragmentasi (perpecahan) intern dalam gerakan mahasiswa. fragmentasi lantaran prinsip ideologi yang menancap pada sekelompok mahasiswa yang condong mengarah pada “perbedaan Idealisme” sehingga mengerucut menjadi perpecahan dalam pergerakan.
2.      Muncul kelompok mahasiswa oportunis, sehingga posisi mahasiswa dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok/individu tertentu. Gejala ini, terlihat pada isu terbaru yang mengatakan gerakan mahasiswa —antimiliterisme, anti Orde Baru, anti pelanggar HAM atau anti yang lainnya — ditunggangi kelompok tertentu. Padahal gerakan mahasiswa harus independen dan harus konsisten dengan gerakan moral. Perihal inilah, membuat lemahnya pergerakan mahasiswasaatini.
3.      Apatisme kebanyakkan mahasiswa akan posisi dan peranya sebagai agent of change (agen perubah), moral force (kekuatan moral) dan iron stock (perangkat keras) suatu bangsa. Di tambah dengan sekelompok Mahasiswa melakukan pergerakan cenderung atas dasar kepentingan tertentu saja, problema ini membuat gerakan mahasiswa kehilangan roh dan mengalami dekadensi eksistensi di tengah masyarakat. 

Tiga hal tersebut lah yang menyebabkan pergerkan mahasiswa menjadi “jalan ditempat”. Maka di perlukan lah penyadaran-penyadaran dalam pergerakan mahasiswa untuk mengembalikan semangat juang seperti pergerakan mahasiswa tahun 1998 yang berhasil menjatuhkan Rezim Orde Baru. Perbaikan-perbaikan tersebut, yaitu.

1.      Membudayakan pemahaman sisi persamaan perjuangan dengan menerapkan sikap toleransi dalam perbedaan.
2.      Menjalin komunikasi antar sesama kelompok mahasiswa.
3.      Meruntuhkan sikap saling curiga, dengki serta menepis jauh-jauh sikap high egoisme yang rentan menghinggapi mahasiswa.
4.      Mengikis infantilisme (kekanak-kanakan) mahasiswa.
5.      Membangun indepedensi pergerakan mahasiswa. Mengingat, mahasiswa adalah kelompok sejati, abadi, dan berada di barisan terdepan dalam jajaran generasi muda. keenam, membangun sikap kritis dan arif dalam memandang suatu permasalahan.
6.      Meningkatkan lagi kemauan untuk berdiskusi baik berdua maupun lebih dari dua orang.
7.      Hilangkan sikap esklusif. Maksudnya mahasiswa adalah bagian dari masyarakat dan di sebagai langsung terjun di tengah masyrakat, jadi dia harus secara terbuka untuk membatu masyarakat tidak memilih-milih, dan dia juga sebagai kaum penghubung antara pemerintahan dengan rakyat.




2 komentar:

  1. tobot nulis blog juga...
    tapi aku pusing bacanya ... hahahaha
    kebantyakan tulisan

    BalasHapus
  2. hahahahaha,,,,,,kan baru belajar,,,,,thanks atas kritikannya,,,,,,

    BalasHapus