Minggu, 07 Agustus 2011

Diary


ketika saya masih kecil, perang adalah sebuah ide yang abstrak. sesuatu yang terjadi di tempat yang jauh. kemudian perang datang ke rumah saya. Saat itu Saya mengerti bagaimana rasanya hidup di tengah peperangan yang sebelumnya, saya hanya melihat di televisi saja, tapi sekarang perang itu sudah sampai di rumah yang saya tinggali. Pagi hari merupakan hari-hari yang biasa saya lewati dengan keluarga saya. Saya sarapan bersama ayah saya yang sudah agak tua yang sedang melihat Koran hari ini, ibu yang sedang sibuk memasak sarapan untuk adik perempuan saya yang baru berumur lima tahun. Di meja makan saya melihat berita tentang perang di televisi yang sudah semakin hari semakin dekat dengan rumah saya. Setelah selesai sarapan, saya langsung pergi keluar untuk berangkat sekolah. Saya tidak mengetauhi bahwa itu merupakan sarapan terakhir dengang ayah, ibu dan adik saya. Saya keluar dari rumah menuju ke sekolah dengan naik sepeda yang sudah tua dari pemberian kakek saya, katanya sepeda tua ini sangat berarti bagi beliau karena sepeda inilah yang membuat kakek dan nenek bertemu.  Di perjalanan saya melihat di langit yang tidak biasa terjadi hal itu dikarenakan sedang terjadi pertempuran yang sangat sengit.  Banyak sekali pesawat tempur yang bertebangan kesana kemari dan saya juga melihat banyak pesawat yang mengeluarkan api terus meledak, tapi padangan saya tertuju pada sebuah pesawat yang sedang mengejar pesawat di depannya, pesawat di belakangnya menembakan sebuah bom pengejar mengarah pada pesawat di depannya dan pesawat di depannya pun kena dan mengeluarkan api.  Saya melihat orang yang berada di pesawat mengeluarkan api keluar dari pesawat itu dan pesawat itu pun jatuh di sebuah rumah dan terus meledak. Saya melihat rumah itu dengan tatapan kosong tidak tahu harus berbuat apa lagi karena rumah yang meledak itu akibat pesawat jatuh adalah rumah saya, disana ada ayah saya yang biasanya jam segini membetulkan kursi di garasi, ibu saya yang sedang membereskan meja makan, dan adik saya yang baru lima tahun sedang tidur. Saya tidak menyangka bahwa sarapan tadi merupakan sarapan terakhir bagi saya dengan ayah, ibu, dan adik saya. Saya melihat pesawat yang  menembak jatuh pesawat yang jatu di rumah yang ada keluarga saya, pesawat itu berwana biru putih dan ada tulisan 14 besar berwana kuning di dekat pilotnya. Saya tidak pernah melupakan pesawat itu dan angka yang ada di pesawat itu.

Sudah tiga tahun berlalu sejak saya melihat rumah saya hancur dan keluarga saya tidak ada lagi akibat pesawat jatuh karena ditembakan bom pengejar oleh pesawat tempur biru putih yang ada angkan 14 besar berwarna kuning yang sampai sekarang masih mengingat hal tersebut. Sekarang saya hidup di ibukota kerajaan seurbern menjadi seorang pemusik jalanan dengan menggunakan sebuah harmonica berwarna hitam putih untuk bertahan hidup. Sekarang kerajaan seurbern sudah kalah perang dengan kerajaan seufreen, saya melihat tentara kerajaan seufreen dengan wajah gembira dan senang karena perang sudah berkhir dan mereka menjadi pemenang dalamh perang yang sudah berlangsung 20 tahun memasuki ibukota kerajaan seurbern dari pintu gerbang utama. Sejak kalah perang bahasa dan tulisan yang diwajibkan adalah bahasa dan tulisan kerajaan seufreen, bahasa dan tulisan kerajaan seurbren tidak boleh digunakan lagi, di sekolah-sekolah diwajibakan memberikan pelajaran bahasa dan tulisan kerajaan seufreen ,di papan pengumuman dan di manapun sudah tidak ada tulisan kerajaan seurbren. Pemerintahan sudah berganti dari pemerintahan sipil menjadi pemerintahan militer. Sejak pemerintahan beganti menjadi pemerintahan militer di ibukota kerajaan seurbren, mobil-mobil tentara selalu ada dimana saja dan para tentara selalu berpatroli setiap harinya untuk mencari para tentara kerajaan seurbren yang belum menyerah dengan nama PRKS (pejuang revolusi kerajaan seurbren) dengan cara melakukan perlawanan secara gerilya. Hari sudah semakin gelap saya tetap melanjutkan pekerjaan saya sebagai pemusik jalanan, ketika hari sudah semakin gelap saya berhenti dan mencari tempat untuk bisa tidur, di tengah perjalanan mencari tempat untuk tidur, saya melihat seorang anak perempuan berambut pendek berwarna kuning yang sangat terang bagaikan emas dengan memakai baju berwarna putih yang besar. Anak perempuan itu sedang membersihkan meja di depan sebuah café yang bernama bachuss. Entah kenapa saya menjadi tertarik pada anak perempuan itu, saya mengikuti dia masuk kedalam café tersebut dan duduk di bar, saya memesan sebuah jus orange pada pelayan. Setelah beberapa menit pesanan saya datang, saya meminum sedikit jus itu. Jus itu terasa sedikit asem tapi walaupun rasanya sedikit  asem, jus itu terasa sangat enak. Setelah meminum sedikit jus orange yang rasanya asem itu saya melihat anak perempuan itu sedang membersihakan gelas di paling ujung meja bar. Saya mengabil gelas yang berisi jus orange yang saya pesan tadi dan segera pindah menuju ketempat anak perempuan itu berada. Sampai disana saya memandangi anak perempuan itu sampai perempuan itu merasa tidak enak karena saya memandangi dia terus. 

Dia pun bertanya pada saya “ada apa dimuka saya?” kata anak perempuan itu,
saya kaget dan menjawab “oh, tidak ada apa-apa”. kata saya
dia berkata pada saya lagi “ terus, kenapa kamu memandangi saya terus?”. Kata anak perempuan itu
“oh, itu karena kamu mirip dengan adik saya, sehingga saya teringat dengan adik saya ketika melihat muka kamu”. Kata saya.
“emang, adik kamu sekarang dimana ?”. kata anak perempuan itu
“adik saya sudah tidak ada lagi di dunia ini beserta dengan ayah, dan ibu saya, mereka mati akibat pesawat tempur jatuh di rumah saya”. Kata saya
“oh, saya turut berduka cita dan maaf karena muka saya kamu ingat kembali kejadian yang tidak enak”. Kata anak permpuan itu
“oh, kamu tidak perlu minta maaf, itu salah saya sendiri Karena sudah ingat hal tersebut” kata saya.

Setelah itu saya menjadi banyak mengobrol sama anak perempuan itu dan anak perempuan itu mengenalkan diri pada saya. Nama anak perempua itu adalah Alice. Alice juga bernasib sama dengan saya karena perang, keluarga dia juga tidak ada lagi akibat perang, sehingga dia pun menumpang di tempat pamannya di café ini dengan syarat harus membantu pamannya mengurus café. Saya tidak mengetauhi bahwa sejak berkenalan dengan dengan alice, kehidupan saya akan berubah. Saya akan menjadi seorang tokoh yang terkenal dalam pembebasan kerajaan seurbren dari penjajahan kerajaan seurfreen.
Bersambung………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar